Pada hari Rabu (25/4) lalu, telah berlangsung kuliah tamu di Ruang GM-103 Teknik Geomatika ITS Surabaya. Kuliah tamu ini diisi oleh Blasius Totok Sumaryanto dan Husnul Anam, dua orang yang sangat berpengalaman melakukan pekerjaan survei dan pemetaan di bidang rekayasa dan infrastruktur. Mereka telah mengerjakan banyak proyek pembangunan bandara, jembatan, gedung, jalan, dan pekerjaan infrastruktur lainnya. Kuliah tamu ini diikuti oleh mahasiswa Teknik Geomatika ITS yang mengambil mata kuliah Survei Rekayasa kelas B. Kuliah tamu yang berdurasi 90 menit ini berbentuk talkshow dengan pertanyaan dari mahasiswa yang telah disiapkan sebelumnya dan dipandu oleh moderator.

Talkshow dimulai dengan pertanyaan terkait peran ilmu survei dan pemetaan dalam bidang rekayasa dan infrastruktur. Menurut Pak Totok, ilmu survei dan pemetaan berperan dalam pembentukan jaring kontrol berbasis koordinat yang selanjutnya akan menentukan posisi infrastruktur yang akan dibangun. Lebih lanjut, Pak Anam menuturkan bahwa kita harus percaya diri karena yang pertama kali dibutuhkan untuk membangun infrastruktur adalah keahlian survei dan pemetaan. Jika penempatan titik pertama sudah salah, maka pembangunannya akan salah semua. Penentuan topografi dan perencanaan elevasi merupakan pekerjaan yang sering dilakukan pertama kali dalam pembangunan infrastruktur.

Dalam melakukan pekerjaan rekayasa dan infrastruktur, tentu kita harus memiliki bekal. Ilmu geodesi yang digunakan kebanyakan adalah pemetaan terestris. Selain kemampuan ilmu, kita juga harus melatih softskill kita. Kita harus percaya diri dan yang terpenting adalah memiliki rasa tanggung jawab. Pak Anam berbagi pengalaman saat beliau melakukan pekerjaan pembangunan infrastruktur di Pulau Kalimantan yang wilayahnya adalah hutan. Disana tidak ada listrik, jadi apapun harus memakai genset. Makan pun susah. “Kalau kita gak tanggung jawab, bisa aja kita kabur dari proyek,” kata beliau. Oleh karena itu, setiap orang harus memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Pak Anam juga menekankan pentingnya rasa kekeluargaan dalam tim survei. Saat melakukan survei, tim kita adalah keluarga kita. Membangun kerjasama tim memang sulit. Hal ini merupakan masalah terbesar yang dihadapi Pak Anam selama bekerja. Namun, tidak ada yang tidak mungkin. Kita harus senantiasa belajar untuk menciptakan kondisi spirit keluarga dalam tim. Dengan kerjasama tim yang bagus, pekerjaan survei akan lebih mudah dilakukan karena setiap orang  sadar akan tugas dan tanggung jawabnya.

Peran seorang surveyor dalam pembangunan infrastuktur diawali saat awal proyek dan berakhir saat akhir proyek pula. Jadi tidak hanya di awal proyek aja. Surveyor mengendalikan kualitas bangunan dari sisi posisi atau koordinatnya. Menurut Pak Totok, kualitas bangunan dapat dilihat dari kualitas jaringannya. Jaringan poligonnya harus memiliki deviasi yang kecil. Pak Anam menambahkan bahwa setiap bangunan atau infrastruktur memiliki karakteristik sendiri dalam pembangunannya. Contohnya saat membangun sebuah bandara, diperlukan ketelitian yang sangat tinggi. Data cross and long section harus diambil setiap 3 meter dengan jarak setiap cross section adalah 5 meter. “Hal ini diperlukan agar air hujan tidak ponding di bandara. Karena kalau air hujannya ponding, bisa menyebabkan kerusakan,” ungkapnya.

Pada akhir sesi, kedua narasumber memberikan tips untuk mendapatkan channel atau koneksi. Tips pertama adalah memanfaakan liburan kuliah maupun waktu senggang untuk berkunjung ke proyek-proyek. Dengan melihat lapangan dan merasakan langsung medan pekerjaan serta bertemu dengan orang-orang yang ahli di bidaang rekayasa, kita bisa mengambil peluang untuk mendapatkan banyak koneksi. Tips kedua yaitu saat kerja praktik atau magang, kita harus memberikan pengaruh positif kepada sekeliling. Kita harus mengerahkan segala kemampuan yang kita miliki agar orang lain dapat mempercayai kita. Tips ketiga yaitu kita harus mengenali potensi diri kita dahulu. Apakah kita akan menjadi surveyor kadaster? Apakah kita akan menjadi ahli geospasial? Ataukah kita akan menjadi ahli terrestrial? Maka dari itu, lekaslah tentukan minatmu sedini mungkin sehingga kita tahu hal yang harus kita kembangkan. Tips terakhir adalah pahami teori dan praktikkan. Teori tidak akan berguna jika tidak praktik di lapangan. Begitu pula praktik di lapangan akan kacau jika tidak ada teori yang mendukung.

Akhir kata, kita sebagai orang yang mendalami bidang survei dan pemetaan tidak boleh minder. Kita harus percaya diri kalau kita dibutuhkan dimana-mana. Pembangunan tidak akan berjalan lancar tanpa adanya orang geodesi. Selagi manusia masih butuh tempat tinggal, selagi manusia masih memerlukan transportasi, selagi dunia masih memerlukan pembangunan, kita tidak akan kekurangan pekerjaan. Tinggal kita saja yang perlu mengeksplor hardskill dan softskill kita. Sekian.